BELAJAR BERSIKAP DEWASA





Dimata orangtua kita, kita akan dianggap masih anak-anak meskipun usia kita sudah kepala lima sekalipun. Namun hal itu bukan berarti menjadikan kita untuk bersikap seenaknya saja.

Banyak kejadian yang membuat diri kita berkembang menjadi semakin dewasa, hal ini terbukti dengan semakin terbukanya pandangan kita terhadap sesuatu hal dan menyikapi suatu masalah tanpa melibatkan emosi.

Ya emosi yang sering kali berakhir dengan penyesalan, bentuk emosi pun bukan hanya marah saja, contoh lainnya seperti rasa kecewa, sedih, terharu, dan sejenisnya. Semua itu merupakan sebuah emosi, lebih tepatnya ungkapan jiwa untuk mengekpresikan perasaan kita.

Pernah suatu ketika aku putus cinta dan emosi yang aku tunjukan itu seperti marah, sedih, dan kecewa. Padahal kalau waktu itu aku dapat berpikir ke arah sudut pandang yang berbeda, pasti akan lain ceritanya. Dan pasti bukan kecewa, marah dan sedih yang aku rasakan. Melainkan sikap menerima semua keadaan tersebut bahwa semua hal yang datang pasti akan pergi dan dibalik semua kejadian pasti akan ada manfaatnya bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

Bicara soal menjadi dewasa, bukanlah hal yang mudah, karena umur yang semakin bertambah tidak menjamin kita dapat bersikap dewasa. Dewasa itu bukan sebuah kepastian yang otomatis dapat kita dapatkan, namun sebuah pilihan dari diri kita sendiri untuk berubah dan menjalani hidup seperti yang seharusnya. Karena banyak juga anak lebih berpikir dewasa dibandingkan orang tuanya yang hanya memikirkan egonya saja.

Dewasa juga tidak ada hubungannya dengan kesuksesan, semakin sukses maka akan dewasa pula diri kita. Bukan seperti itu, namun dewasa adalah sebuah penerimaan kalau ternyata kita harus gagal menjalani sesuatu sebelum sesuatu itu berbuah manis. Dari kegagalan kita dapat belajar, bahwa setiap hal yang telah kita perjuangkan dan usahakan mati-matian tidak akan selalu berakhir seperti apa yang kita damba-dambakan.

Dewasa juga bukan berarti kita harus selalu menang, menang dalam segala hal yang kita agung-agungkan. Namun lebih kepada menerima kekalahan meski sakit yang kita rasakan. Kemudian rasa sakit itulah yang membuat diri kita berpikir bahwa kita tak boleh terpuruk berlarut-larut.

Mulailah dengan menerima semua gejolak dan hambatan yang membuatmu terasa terhimpit, buktikan bahwa kamu lebih kuat dan hebat dari sesuatu yang membuatmu menjadi kerdil hati.

Aku memang belum pantas untuk diakui berhasil bersikap dewasa, tapi bukan berarti aku harus terus terlena dengan kenyamanan ini.

Aku harus siap meghadapi segala hal yang ada di depanku, baik itu sesuai dengan harapanku ataupun jauh dari apa yang aku bayangkan.

Mari kita belajar bersikap dewasa, karena menjadi dewasa bukanlah sebuah kutukan. Melainkan sebuah proses yang dapat menuntun kita melihat segala hal dengan mata tuhan. Mata Tuhan yang hanya ada sebuah kemenangan dan kebaikan.


Wadah Ngobrol Sebuah konten yang bertujuan sebagai wadah untuk membahas dan berbagi tentang tips kesehatan, pengalaman penulis, Motivasi dari penulis, dan beberapa puisi karya penulis

3 Komentar untuk "BELAJAR BERSIKAP DEWASA"

  1. Makin mantap....
    Ternyata udah banyak juga tulisannya yg lain.
    Semangat terus menulisnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. terima kasih atas supportnya ka
      uuuhhh jadi terharu ih....

      Hapus
Hallo sobat ngobrol, silahkan berkomentar yang baik, supaya dapat membawa kebaikan juga buat kamu. Terima Kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel