PEDULI SESAMA

 
 
Mengawali hari dengan sapaan sang mentari
Menyilaukan dan sedikit menghangatkan kaki
Angin yang berhembus semakin membuat goda tuk kembali meringkuk
Menarik selimut yang berujung kembali ke alam mimpi
Namun mimpiku kali ini bukan tentang dirimu melainkan tentang sebuah rindu
Rindu akan sebuah kebebasan seperti dahulu
Dahulu yang tak perlu insecure ketika merangkul
Dahulu yang hanya takut kulit gosong karena sinar matahari
Namun sekarang takut akan terinfeksi
Kita memang telah merdeka
Namun tak sepenuhnya merdeka
Semakin hari pikiran semakin dijajah oleh rasa takut
Rasa takut akan wabah yang tak kunjung berakhir
Seolah semangat yang selama ini menggebu telah di renggut
Di renggut dengan paksa yang hanya menyisakan getir
Getir yang berharap dapat dinikmati
Meski hati dan pikiran berontak tuk mengakhiri
Harta benda telah habis demi menyambung hidup
Hidup yang tak pernah berpihak sedikitpun untuk mereka yang hanya untuk makan pun tak cukup
Cukup bersyukur dan merasakan empuknya kasur emperan
Di selimuti dinginnya angin malam yang kesepian
Namun hanya sedikit orang yang peduli terhadap mereka
Selebihnya hanya berlalu lalang di depan mata
Uluran tangan seolah menjadi secercah harapan
Harapan tuk tetap bertahan di kala seperti ini
Sekedar pelipur pedih di hati
Hati yang seolah ingin mati karena terhimpit perih
Perih yang menjalar hingga ke ubun penderitaan
Penderitaan yang seolah menertawakan
Menertawakan kekalahan diri menghadapi cobaan hidup ini


Wadah Ngobrol Sebuah konten yang bertujuan sebagai wadah untuk membahas dan berbagi tentang tips kesehatan, pengalaman penulis, Motivasi dari penulis, dan beberapa puisi karya penulis

Belum ada Komentar untuk "PEDULI SESAMA"

Posting Komentar

Hallo sobat ngobrol, silahkan berkomentar yang baik, supaya dapat membawa kebaikan juga buat kamu. Terima Kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel